KONDISI GEOGRAFIS
Dalam
usaha memahami perkembangan lingkungannya, diharapkan manusia dapat
mengenali unsur-unsur lingkunganmyang berpengaruh terhadap kehidupannya, baik
unsur fisik (alam) maupun unsur sosial. Unsur lingkungan fisik
disebut sebagai kondisi geografis, sedangkan unsur lingkungan
sosial dalam ilmu geografi lebih mengarah kepada kondisi
penduduk yang dipengaruhi kondisi geografisnya. Oleh karena
itu keterkaitan antara kondisi geografis dengan kondisi penduduknya
sangat erat.
1.
Kondisi
Geografis suatu Wilayah
Yang
termasuk unsur-unsur lingkungan fisik geografis meliputi unsur letak,
relief, cuaca dan iklim, jenis tanah, flora dan fauna, sumber daya air dan
kelautan, serta sumber daya mineral. Berkaitan dengan usaha
memahami ciri-ciri unsur lingkungan fisik geografis suatu wilayah, kita
coba menerapkannya dalam mengkaji kondisi geografis wilayah Indonesia.
a. Letak
Kondisi
letak suatu wilayah biasanya berhubungan dengan unsur lokasi, posisi,
batas, bentuk, dan luas. Setelah kalianmengamati peta ASEAN di atas, maka
kalian akan memperoleh fakta tentang kondisi letak geografis wilayah
Indonesia sebagai berikut.
- Lokasi wilayah Indonesia berada
di kawasan Asia Tenggara.
- Posisi astronomis wilayah
Indonesia berada di antara 60LU- 110LS dan 950BT-1410BT.
- Posisi geografis wilayah
Indonesia berada di antara Benua Asia dan Australia serta di antara
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
- Batas-batas wilayah Indonesia,
sebelah utara dengan Laut Andaman, Selat Malaka, Selat Singapura,
Laut Cina Selatan, negara Malaysia, negara Filipina, Laut Sulawesi,
dan Samudra Pasifik. Di sebelah selatan berbatasan
dengan Samudra Hindia, Laut Timor, negara Timor Leste, dan
Laut Arafura. Di sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia,
dan di sebelah timur berbatasan dengan negara Papua Nugini.
- Wilayah negara Indonesia
berbentuk Kepulauan(archipelago) dengan jumlah seluruh pulaunya 17.504
buah.
- Luas wilayah Indonesia
5.193.252 km2, terbagi atas wilayah daratan seluas 1.904.569 km2 dan
wilayah lautan seluas 3.288.683 km2. Sehingga perbandingan antara
luas wilayah daratan dan lautan 2:3.
b. Relief
Relief
atau topografi, adalah keadaan tinggi-rendahnya bentuk permukaan bumi.
Penampakan alam yang berhubungan dengan relief wilayah daratan terdiri
atas pegunungan, gunung, dataran tinggi, dataran rendah, lembah, dan
dataran pantai. Sedangkan relief wilayah perairan daratan berupa
danau, sungai, rawa, teluk, selat, dan terusan. Penampakan alam
relief wilayah perairan laut atau relief dasar laut, terdiri atas
bentuk paparan benua, lereng benua, lubuk laut, palung laut, punggung laut,
ambang laut, dan gunung laut. Penampakan alam bentuk relief suatu wilayah
di permukaan bumi pada peta, sering disajikan dalam bentuk tampilan
simbol-simbol warna.
Dengan memperhatikan peta relief
wilayah Indonesia di atas, maka kitaakan mendapatkan informasi tentang
kondisi relief wilayah Indonesia, antara lain.
1) Berdasarkan reliefnya, bentuk
muka bumi Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu:
- relief wilayah Indonesia Barat,
meliputi kawasan Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, dan perairan
di sekitarnya. Relief dasar laut wilayah perairan ini
disebut Paparan/Dangkalan Sunda dengan kedalaman kurang dari 200
m.
- relief wilayah Indonesia
Tengah, meliputi kawasan Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Kepulauan
Nusa Tenggara, dan perairan sekitarnya. Relief dasar lautwilayah ini
merupakan laut dalam di atas 200 m.
- relief wilayah Indonesia Timur,
meliputi kawasanKepulauan Aru, Pulau Misool, Pulau Salawat,
Pulau Arafura, Kepulauan Tanimbar, Pulau Papua, dan perairan
sekitarnya. Relief dasar laut wilayah ini disebut Paparan/Dangkalan
Sahul dengan kedalaman kurang dari 200 m.
2) Relief daratan Indonesia
didominasi oleh relief berupa.
- Pegunungan, yaitu bagian muka
bumi yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya dengan bentuk
memanjang.
- Gunung, yaitu bagian muka bumi
yang lebih tinggi daerah sekitarnya dengan bentuk seperti
bidang kerucut.
- Dataran Tinggi, adalah wilayah
permukaan bumi yang lebih tinggi dari daerah sekitar dan pada bagian
atasnya mendatar.
- Dataran Rendah, yaitu bagian
permukaan bumi yang lebih rendah dari daerah sekitar berbentuk
dataran.
- Pantai, yaitu wilayah daratan
yang paling rendah berbatasan dengan perairan laut.
c. Cuaca dan Iklim
Dalam
ilmu geografi yang termasuk unsur-unsur cuaca dan iklim, yaitu curah
hujan, arah angin, tekanan udara, suhu udara, dan kelembaban udara.
Unsur-unsur cuaca dan iklim merupakan bagian dari kondisi geografis.
Ciri kondisi cuaca dan iklim yang
terjadi di Indonesia sebagai berikut.
- Kondisi iklim Indonesia
dipengaruhi angin muson, yaitu angin yang bertiup setiap enam bulan
sekali dan selalu berganti-ganti arah. Adanya perubahan arah angin
muson ini mengakibatkan kondisi iklim di Indonesia terbagi
menjadi dua musim setiap tahunnya, yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Antara periode bulan April – September berhembus angin
muson tenggara yang membawa pengaruh musim kemarau. Sebaliknya antara
periode bulan September – April berhembus angin muson barat
yang mengakibatkan musim penghujan.
- Indonesia dilalui garis
khatulistiwa, maka wilayahnya mendapat pemanasan sinar matahari yang
cukup sepanjang tahun. Akibatnya tingkat penguapan tinggi, udara
cukup banyak mengandung uap air, dan hujan sering
turun. Walaupun musim kemarau, tetapi dengan kondisi
tingkat penguapan yang cukup tinggi, maka di beberapa tempatwilayah
Indonesia sering terjadi hujan.
- Wilayah Indonesia terletak di
antara dua samudra yang luas,sehingga kondisi iklim di Indonesia mendapat
pengaruh iklim laut yang lembab. Kandungan uap air di
udara sebagian besar berasal dari hasil penguapan perairan
laut. Jadi semakin luas wilayah laut yang dilalui sinar
matahari, semakin tinggi tingkat penguapan maka kondisi
udara semakin lembab.
d. Flora dan Fauna
Fauna
adalah jenis hewan yang hidup di suatu kawasan. Sedangkan flora, adalah
spesies tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu kawasan dan tumbuh secara
alami. Flora dan fauna bisa menjadi sumber kehidupan yang dapat diambil
manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, yaitu sebagai
sumber bahan makanan, pakaian, perumahan, alat transportasi,
dan lain-lain.
Menurut kondisi geografis
wilayahnya, jenis flora dan fauna di Indonesia terbagi menjadi tiga
macam tipe, sebagai berikut.
- Tipe Asiatis, yaitu tipe flora
dan fauna yang sejenis dengan di daratan Asia dan hidup di wilayah
Indonesia bagian barat (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan).
- Tipe Australia, yaitu tipe
flora dan fauna yang sejenis dengan di daratan Australia dan hidup di
bagian timur wilayah Indonesia (Papua dan pulau-pulau sekitarnya).
- Tipe peralihan, yaitu tipe
flora dan fauna yang tidak di jumpai di Daratan Asia maupun
Australia. Tipe jenis ini hidup di wilayah Indonesia bagian tengah
(Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara).
e. Jenis Tanah
Tanah
merupakan bagian lapisan pembentuk kulit bumi paling atas dan sangat tipis
yang terbentuk dari berbagai campuran batuan induk yang telah lapuk, air,
udara, jasad tumbuhan dan binatang yang telah mati. Jenis tanah yang
tersebar di berbagai wilayah tidak sama, hal ini disebabkan oleh adanya
perbedaan jenis batuan induk, curah hujan, kekuatan pancaran
sinar matahari, bentuk muka bumi, tumbuhan penutup tanah,
dan pengaruh aktivitas makhluk hidup.
Jenis tanah yang tersebar di
Kepulauan Indonesia berjumlah sekitar 22 jenis tanah. Tidak semua jenis
tanah tersebut subur, bergantung kepada ada tidaknya tiga unsur
penyebab kesuburan tanah, yaitu unsur hara, kandungan air, dan
susunan butir tanah. Tanah yang paling dikenal di Indonesia
karena tingkat kesuburannya cukup tinggi, antara lain tanah
vulkanik (berasal dari pelapukan abu vulkanik), tanah aluvial
(hasil endapan erosi di sekitar aliran sungai), tanah humus
(hasil pembusukan bahan-bahan organik), tanah podzolit (tanah di pegunungan
dengan tinggi curah hujan). Jenis tanah lain tapi kurang subur yaitu tanah
gambut (tanah rawa) dan tanah kapur (tanah di daerah berkapur)..
f. Sumber Daya Air dan Kelautan
Sumber
daya air yang ada di daratan dan sumber daya kelautan, merupakan potensi
gejala alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup khususnya manusia.
Sumber daya air adalah segala potensi air yang dikandung udara, di
permukaan bumi, di dalam tanah, dan proses yang menyertai yang dapat
memberikan manfaat untuk kepentingan semua makhluk hidup. Bentuk-bentuk
sumber daya air di daratan terdiri dari sungai, danau rawa, air rawa, air
mata air (air tanah), dan air artesis. Di Indonesia bentuk-bentuk
sumber daya air ini hampir tersebar merata di seluruh wilayah
Sumber
daya kelautan adalah segala potensi yang dikandung oleh permukaan, di
dalam, dan di dasar laut yang dapat memberikan manfaat. Sumber daya
kelautan dapat kita manfaatkan sebagai sumber perikanan, energi, jalur
transportasi, keseimbangan iklim bumi, persediaan air, obat-obatan,
sarana olah raga, dan lain-lain. 71% wilayah negara
Indonesia merupakan wilayah perairan laut yang tersebar
merata menyatukan seluruh pulau dan kaya dengan berbagai
jenis spesies ikan serta hasil-hasil laut lainnya, seperti rumput
laut, berbagai jenis karang, mutiara, garam, mineral, agar-agar,
lain-lain.
g. Sumber Daya Mineral
Sumber
daya mineral adalah segala potensi alam berupa bahan galian yang terdapat
pada perut bumi diperoleh melalui proses pertambangan (eksplorasi). Oleh
karena itu sumber daya mineral sering disebut sebagai bahan galian
tambang. Sumber daya mineral meliputi barang-barang galian tambang berupa
energi migas dan nonmigas, mineral logam, serta batu nonlogam. Contohnya,
minyak bumi, batu bara, bauksit, timah, nikel, tembaga, besi, perak, emas,
aspal alam, belerang, gas alam, dan lain-lain.
1.
Kondisi
Penduduk Suatu Wilayah
Penduduk
adalah orang-orang yang mendiami suatu wilayah di muka bumi. Kondisi
penduduk tiap wilayah di permukaan bumi berbeda-beda, perbedaan ini dapat
dilihat dari faktor kuantitas dan kualitasnya. Kuantitas penduduk adalah
kondisi penduduk di suatu wilayah berkenaan dengan faktor jumlah,
tingkat pertumbuhan, susunan, tingkat kepadatan, dan
persebarannya. Sedangkan kualitas penduduk adalah kondisi penduduk
di suatu wilayah berkenaan dengan faktor sumber daya manusianya yang
meliputi aspek tingkat pendidikannya, tingkat kesehatannya, dan
perekonomiannya.
- Kuantitas Penduduk
Secara kuantitasnya
terdapat tiga permasalahan utama penduduk yang dihadapi Indonesia, yaitu
jumlah penduduk yang besar, tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan
persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk Indonesia
berada pada urutan ke empat setelah negara Cina, India, dan Amerika
Serikat. Dari hasil pencacahan jiwa yang di lakukan di Indonesia
menunjukkan bahwa jumlah penduduknya terus bertambah.
Diperkirakan pada tahun 2005 kondisi jumlah penduduk Indonesia
mencapai 241.973 jiwa.
Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya perubahan penduduk yaitu kelahiran (fertilitas),
kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi). Bertambah atau
berkurangnya jumlah penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Kondisi
laju pertumbuhan di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Sebagai contoh laju pertumbuhan penduduk Indonesia
antara tahun 1990-2000 sebesar 1,49%, kemudian antara tahun 2000-2003
terjadi kenaikan, yakni mencapai 1,5%. Berikut ini disajikanpeta
pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 1990-2000 dan tahun 2000-2003.
Indonesia
memiliki masalah persebaran penduduk yang tidak merata dari tiap pulau dan
provinsinya. Persebaran penduduk berkaitan dengan kepadatan penduduk.
Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah
rata-rata penduduk dalam satuan wilayah seluas satu kilometer persegi. Faktor-faktor
lingkungan geografis yang mempengaruhi persebaran penduduk, antara lain
lokasi, iklim, relief, tanah, sumber daya alam, sumber daya air,
dan kebudayaan.
- Kualitas Penduduk
Menyangkut
permasalahan kondisi kualitas penduduk yang di hadapi oleh Indonesia,
antara lain meliputi kondisi tingkat pendidikan, kesehatan, dan
perekonomian. Masalah yang dihadapi bidang pendidikan di Indonesia, yaitu
masih rendahnya tingkat pendidikan yang dicirikan oleh jumlah
sarana dan prasarana yang belum tersebar merata, dan pendapatan per
kapita penduduk yang masih rendah sehingga banyak anak
putus sekolah.
Permasalahan
di bidang kesehatan, yaitu masih buruknya kondisi gizi untuk kebutuhan ibu
dan bayi, sehingga tingkat kematian bayi masih tinggi, angka usia harapan
hidup rendah, kondisi lingkungan masih rendah menyebabkan
timbulnya berbagai penyakit, seperti DBD dan flu burung, ketersediaan
sarana dan prasarana kesehatan masih minim terutama di
daerah-daerah terpencil. Di bidang perekonomian, yaitu masih rendahnya
daya beli masyarakat terhadap kebutuhan barang-barang
pokok disebabkan tingkat pendapatan per kapita rata-rata
masyarakat masih di bawah standar kelayakan hidup, tingkat
pengangguran tinggi karena pertambahan jumlah penduduk tidak diimbangi dengan
penyediaan lapangan pekerjaan.
3. Kaitan antara Kondisi Geografis dengan Keadaan Penduduknya
Kondisi
geografis mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi penduduk wilayah tertentu.
Oleh sebab itu, manusia dengan segala kecerdasan dan kemauannya berusaha
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan geografisnya atau berupaya
mengubah kondisi lingkungan tersebut sesuai dengan kepentingannya.
Adanya keragaman kondisi geografis tiap wilayah memunculkan corak
mata pencaharian, pola-pola permukiman, tradisi, adat-istiadat, dan
aspek kehidupan sosial lainnya.
- Kehidupan di Wilayah Pantai
Penduduk
yang tinggal di wilayah ini umumnya menyelaraskan dirinya sebagai nelayan.
Adapun pola permukiman penduduk di wilayah ini berbentuk permukiman yang
tersebar secara memanjang (pola linier) mengikuti garis pantai. Di
Indonesia, kota-kota pelabuhan yang berkembang pesat, misalnya Jakarta
dan Surabaya. Akibatnya aktivitas kehidupan masyarakat di
wilayah pantai banyak yang berpindah profesi, misalnya menjadi pedagang,
pelayanan jasa, dan lain sebagainya.
- Kehidupan di Wilayah Dataran Rendah
Penduduk
di daerah dataran rendah bertempat tinggal dengan membentuk pola
permukiman dengan bentuk linier yang tersebar sejajar dengan arah jalan
dan jalur aliran sungai. Adapun pola pemukiman penduduk di daerah kota
terutama yang dekat dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi memiliki
pola permukiman dengan bentuk terpusat atau tersebar
melingkari pusat-pusat perekonomian.
Di
daerah dataran rendah, umumnya bentuk mata pencaharian penduduk lebih
berorientasi kepada bidang pertanian khususnya di daerah pedesaan.
Kegiatan pertanian yang dikembangkan yaitu pertanian yang
menghasilkan tanaman pangan dan tanaman komoditas. Di
wilayah-wilayah yang telah maju, telah berkembang pula kegiatan
penduduk yang berorientasi kepada bidang perdagangan,
komunikasi, transportasi, dan kepariwisataan. Di samping itu,
wilayah dataran rendah banyak dimanfaatkan untuk
kepentingan pembangunan gedung-gedung pusat pemerintahan, pusat pendidikan,
pusat perbelanjaan, dan lain-lain.
c. Kehidupan di Wilayah Pegunungan
Penduduk
yang berada di lokasi ini ada yang tinggal dengan membentuk pola
permukiman terpusat sekitar lokasi wisata dan penambangan, ada pula yang
bergerombol di sekitar lokasi tanah perkebunan dan kehutanan terutama mereka
selalu mendekati daerah-daerah sumber air. Sebagian besar kondisi
mata pencaharian penduduk yang tinggal di wilayah ini, berorientasi kepada
bidang perkebunan dan kehutanan. Di daerah-daerah yang kondisi lapisan tanahnya
banyak mengandung bahan-bahan tambang, otomatis mereka beraktivitas di
bidang penggalian barang-barang tambang. Untuk wilayah-wilayah pegunungan
yang dijadikan kawasan wisata, maka orientasi mata pencaharian
penduduk lebih memilih untuk berdagang atau pelayanan jasa.
Sumber :